Reportase dari saku Anda

Posted by Admin | Monday, March 05, 2007 | , , | 0 comments »


Dengan semakin majunya tehnologi sellular dan di support sama handset yang ada, menjadikan tiap orang bak seorang reporter freelance. Bayangkan aja fasilitas kamera di phonsel terkadang bisa mengubah orang awam menjadi junarlis dadakan, apa lagi dengan memanfaatkan teknologi 3G yang sekarang sudah berjalan, terutama pada saat terjadi peristiwa khusus seperti bencana alam maupun kejadian terror.

Berkat tehnologi rekaman video di phonsel yang durasinya kini tidak terbatas sesuei memory eksternal terpasang, membuat orang tanpa label jurnalis dengan mudah bias merekan jejak jejak peristiwa penting tersebut. Tampilan visual yang menampakan kamera video ponsel akan menjadi bahan menarik pendukung berita yang dinampakan lewat televisi.

Kemungkinan masyarakat awam menjadi reporter lapangan ini boleh jadi akan makin beasr di saat jaringan sellular masuk era 3G . Maklum di era yang ditandai dengan adanya ketersediaan bandwidth besar di jaringan sellular ini membuat beberapa skenario bisnis baru akan mencuat. Salah satunya Mobile TV, dimana para pengguna ponsel 3G dapat menonton acara favoritnya lewat ponsel. Disinilah kemudian akan lebih banyak muncul jurnalis-jurnalis dadakan yang memanfaatkan ponsel 3G untuk membuat liputan sederhana, pakah kejadian lalulintas, tawuran, bencana alam, atau bahkan liputan yang lebih serius seperti ledakan bom atau teror.

Ada dua skenario yang dimungkinan dari liputan jurnalis jenis ini.
Pertama, hasil rekaman video kamera dikirim ke server, kemudian orang yang membutuhkan bisa melakukan download videoon-demand sesuei kebutuhan.
Misalnya seseorang menginginkan gamabar situasi tekhir di jalan protocol yang akan dilalui, cukup tulis order, dan orang tersebut mendapat rekaman video yang dapat dilakukan sebelumnya.
Kedua, menggunakan tehnologi broadcast digital yang memungkinkan melalui jaringan sellular 3G. Beberapa skenario diantaranya adalah unicasting dengan lebar bandwith terbatas. Transmission rates dalam jaringan UMTS yankni 64 kbps untuk circuit swicth atau 220-320 kbps untuk packet swicth (PS). Sementara untuk jaringan GPRS, performa tarnsmission rates berkisar antara 30-40 kbps untuk PS,EDGE dengan 100-130, dan HSDPA 550-110 kbps. Dengan skenario ini berita via streaming masuk kategori ini.

Skenario berikutnya yakni multimedia and multicast service (MBMS). Data rates yang bisa diperoleh lewat MBMS di jaringan UMTS yakni 64-256 kbps dan 32-128 kbps di jaringan GSM. Hanya saja , skenario MBMS ini memiliki kelemahan yakni membebani jaringan hingga 30% sehingga dikhawatirkan menurunkan kualitas layanan / QoS (quality of service). Skenario ketiga yakni DVB-H (digital video broadcast-handheld). Dalam scenario ini, data rates yang bias diperoleh yakni 330 kbps sehingga siaran setara TV digital bisa dinikmati dari ponsel. Dan dengan scenario ini berita terkini dari segala penjuru dunia, termasuk siaran hiburan bias dinikmati layaknya menonton televise konvensional. Selain itu, tehnologi DVB-H juga memungkinkan layanan video on-demand, seperti langganan berita multimedia dinikmati secara gampang dan relative instant.
Jadi jangan heran suatu saat anda akan sering mendengar jurnalis yang tidak dikenal melaporkan kejadian langsung dari tempat kejadian penting. Maklum, soalnya jurnalis dadakan dan boleh jadi itu anda.

0 comments